Sabtu, 03 November 2012

WHO dan Obat Herbal

Kenyataanya, 80% dari total populasi di benua Asia dan Afrika masih bergantung pada obat-obatan tradisional untuk perawatan kesehatan mereka. Bentuk obatan-obatan tradisional yang paling menguntungkan secara finansial adalah obat- obat herbal yang memang oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO telah dinyatakan dapat mengobati penyakit kronis.

Salah satunya adalah obat malaria yang dikembangkan dari penemuan zat artimisinin yang ditemukan dari tumbuhan Artemisia annua L, tanaman yang telah digunakan oleh masyarakat Cina sejak 2000 tahun lalu.

Bahkan kini negara-negara berkembang di seluruh dunia mulai menggunakan obat tradisional termasuk didalamnya akupuntur. Sebesar 70%-80% dari total populasi di negara-negara berkembang telah menggunakan pengobatan alternatif.

Obat tradisional menurut WHO adalah keseluruhan dari pengetahuan, keterampilan, dan praktek berdasarkan teori, kepercayaan, dan pengalaman asli setempat yang digunakan untuk pemeliharaan kesehatan dan pengobatan penyakit fisik dan mental. Obat tradisional termasuk di dalamnya obat-obatan herbal, pijat, akupuntur, dan lainnya

Obat-obatan herbal telah mendapat tempat tersendiri di hati masyarakat dunia. Ini dibuktikan dengan banyaknya pendapatan dari adanya perdagangan obat-obatan herbal di Eropa Barat, Cina, dan Brazil.  Obat herbal dapat mengobati berbagai keluhan yang mereka adukan kepada dokter.

Masalah yang meliputi kesehatan jantung dan sirkulasi darah termasuk didalamnya angina, tekanan darah tinggi, dan varises bisa dirawat dengan obat-obatan herbal. Begitu juga dengan penyakit yang berhubungan dengan ginekologi seperti menstruasi dan menopause. Di samping itu, obatan-obatan herbal tanpa bahan kimia juga dapat menanggulangi penyakit seperti insomnia, migrain, influenza, asma, demam, dan reaksi alergi lainnya.

Ada banyak orang yang menganggap bahwa obat-obatan herbal berasal dari tumbuhan maka obat-obat ini tidak memiliki efek samping. Namun faktanya obat-obatan herbal bisa saja berbahaya dan memiliki efek buruk jika kualitas  obat herbal sangat rendah.

Tak hanya itu, tak sedikit pula orang-orang yang berkecimpung dalam dunia medis menolak penggunaan obat-obatan herbal akibat belum adanya banyak penelitian tentang kandungan obat-obatan herbal dan efeknya bagi tubuh.

Meski demikian Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO telah membuat strategi untuk mendukung dan mengintegrasikan pengobatan tradisional termasuk didalamnya obat-obatan herbal ke dalam sistem kesehatan nasional bagi negara-negara anggota WHO.

Organisasi ini juga akan memastikan bahwa pengobatan tradisional yang dipasarkan memiliki kualitas yang baik serta penggunaanya aman bagi masyarakat dunia. Selain itu, WHO juga akan mengakui pengobatan tradisional sebagai bagian dari perawatan kesehatan primer.

Tentu saja misi ini akan menjadi tantangan tersendiri bagi Organisasi Kesehatan Dunia sebab tidak banyak negara yang memiliki regulasi tentang obat tardisional. Selain itu, penelitian tentang berbagai macam pengobatan herbal harus ditingkatkan untuk kepentingan misi WHO. Namun, menilai kualitas suatu produk  obat herbal terbilang cukup kompleks karena harus melihat sumber tanaman tradisional dan proses pengolahannya. (deherba.com)

Baca Juga Artikel-artikel terkait berikut ini :