Bahkan di Afrika, sebanyak 80% dari penduduknya menggunakan obat herbal untuk pengobatan primer. Faktor pendorong terjadinya peningkatan penggunaan obat herbal di negara maju adalah usia harapan hidup yang lebih panjang serta adanya kegagalan penggunaan obat modern untuk penyakit tertentu.
Pemakaian
obat tradisional mempunyai beberapa tujuan, antara lain untuk
memelihara kesehatan dan menjaga kebugaran jasmani (promotif), untuk
mencegah penyakit (preventif), sebagai upaya untuk pengobatan sendiri
maupun orang lain (kuratif) dan untuk memulihkan kesehatan
(rehabilitatif).
Dengan adanya kecenderungan kembali ke alam, minat
para tenaga kesehatan dan masyarakat teradap pengobatan herbal semakin
besar. Namun sayangnya pengetahuan tentang pengobatan tradisional masih
terbatas termasuk pengobatan penyakit tertentu menggunakan tanaman obat.
Hal tersebut merupakan
inti materi yang disampaikan dalam seminar kesehatan yang
diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) UM Magelang.
Seminar diadakan bertujuan sebagai supaya mahasiswa nantinya dapat
menjadi tenaga kesehatan yang akan memperdalam penelitian-penelitian
tentang penggunaan herbal sebagai pengobatan, mengadakan seminar
nasional dengan tema “Pemanfaatan Natural Resources dalam Dunia Medis”
pada hari Senin, 2 Juli 2012.
Acara yang diadakan di Borobudur
International Golf itu menghadirkan dua pemateri yakni Prof.Dr.dr. Ling
Jiang Hong (ahli Traditional Chinese Medicine dari Guangxi Medical
University, China) dan Dr. rer.nat. Endang Darmawan, M.Si, Apt (ahli
farmasi dan Dosen UAD Yogyakarta).
Wakil
Rektor II UM Magelang, Drs. Muljono, MM dalam sambutannya mengatakan
pemanfaatan natural resource menjadi sangat penting di era sekarang ini.
Di Indonesia sebagai negara tropis banyak sekali tumbuhan alami yang
bisa dijadikan sebagai obat. “Jenis tumbuhan dan ragam yang dimiliki
Indonesia sangat luar biasa”, tambahnya. Seiring dengan mahalnya
obat-obatan primer, masyarakat kembali lagi memilih pengobatan
tradisional yang harganya bisa terjangkau.
Namun juga tidak lepas
munculnya permasalahan dalam mengkonsumsi pengobatan alami. “Masyarakat
awam tidak tahu komposisi dan dosis obat tradisional, jadi dikhawatirkan
bukan mengobati tapi justru menjadi racun”, ujar Muljono.
Dalam
seminar yang diikuti oleh praktisi kesehatan, akademisi dan mahasiswa
tersebut Prof. Ling memaparkan tentang Traditional Chinese Medicine
(TCM) yang bersumber dari filosofi China. Hingga saat ini Cina selama
ini dikenal sebagai negara yang menghasilkan obat tradisional untuk
mengobati berbagai jenis penyakit yang kronis sekalipun.
TCM
dikembangkan untuk menghadapi abad 21 dimana era globalisasi
pengetahuan, ekonomi pasar bebas, kerjasama internasional. Pengetahuan
tentang TCM didasari pada pemikiran antara lain TCM akan menjadi
pengetahuan tentang kesehatan, TCM akan menjadi standar kesehatan
modern, mengkombinasikan pengobatan China dan Barat dalam kemajuan
pengetahuan pengobatan modern.
Dalam metode penyembuhan tumor misalnya,
TCM dapat mereduksi efek samping dari radioterapi dan kemoterapi harus
dijalani oleh pasien. TCM telah merambah lebih dari 160 negara di
dunia.Lebih dari 10 negara yang mendukung TCM ke dalam asuransi
kesehatan mereka.
Sementara
pembicara lainnya yakni Dr. Endang Darmawan mengungkapkan tentang
Evidence Based Obat Tradisional. Di masyarakat saat ini telah timbul
stigma bahwa obat tradisional merupakan salah satu alternatif ampuh
untuk mengatasi penyakit yang tidak dapat disembuhkan secara medis.
Sebagai contoh penggunaan kopi dan teh hijau yang sedang marak di
pasaran. Kopi diindikasikam memiliki khasiat untuk menigkatkan
performasi, menurunkan Parkinson dan mencegah kanker rectal. Teh hijau
juga dapat mencegah kanker, menurunkan kolesterol dan mencegah penyakit
liver.
Namun demikian
bila penggunaannya tidak tepat malah akan membahayakan pada orang yang
mengkonsumsinya. Sebagai contoh sebanyak 3149 wanita hamil mengalami
keguguruan diakibatkan konsumsi teh hijau secara berlebihan.
Pengobatan
herbal sekarang menjadi trend tidak hanya di Indonesia tetapi juga di
Cina. Diharapkan penggunaan obat herbal ini akan meningkat sehingga
pemerintah harus memberi standarisasi. Di Cina, regulasi pemerintah
terhadap penggunaan TCM sudah cukup tinggi.
Prof. Ling cukup yakin
dengan penggunaan obat herbal di negaranya terbukti dapat menyembuhkan
berbagai macam penyakit, akan tetapi di Indonesia terbilang relatif,
tidak bisa menganggap pengobatan herbal lebih baik dari pengobatan medis
ataupun sebaliknya. (876fm.com)