Beberapa penelitian telah meneguhkan bahwa obat herbal dapat menjadi solusi pengobatan yang aman dan tanpa resiko.
Tapi, mungkin Anda juga pernah mendengar atau bahkan menyaksikan sendiri pengalaman beberapa orang yang mengonsumsi obat herbal dan gagal memperoleh kesembuhan yang diharapkan.
Bahkan ada yang merasa bahwa penyakitnya bertambah parah. Setelah memikirkan hal-hal itu, mungkin Anda akan merasa bingung. Namun, reaksi seperti itu adalah wajar. Mari kita simak penjelasan dalam artikel ini yang akan membantu Anda membuat pertimbangan yang baik dalam mengambil keputusan.
Fakta Seputar Obat Herbal
Untuk membuat pertimbangan dan keputusan yang baik, Anda perlu mengetahui fakta-fakta penting seputar hal terkait. Hal yang sama berlaku dalam pertimbangan Anda untuk memutuskan apakah ingin menggunakan obat herbal atau tidak. Anda perlu mengetahui sejumlah fakta penting seputar obat herbal karena hal itu akan berpengaruh besar pada kehidupan Anda atau orang terdekat Anda.
Karena meskipun obat herbal lebih aman daripada obat-obat farmasi modern, tetapi herbal bukannya tidak beresiko. Maka, mari kita simak satu-per satu peringatan dan rekomendasi apa saja yang hendaknya dicamkan seseorang sewaktu mempertimbangkan pengobatan herbal?
Fakta 1: Obat Herbal Tidak Dapat Dikonsumsi pada Situasi Tertentu.
Situasi seperti apa yang tidak memungkinkan seseorang mengonsumsi obat herbal ? Pertama, orang-orang yang minum obat herbal tertentu hendaknya berhati-hati sewaktu hendak menjalani prosedur medis yang membutuhkan anestesi.
Dr. John Neeld, presiden Perkumpulan Anestesiolog Amerika, menjelaskan, ”Berdasarkan pengalaman, telah dilaporkan bahwa beberapa jenis tanaman obat populer, termasuk ginseng, dapat menyebabkan fluktuasi tekanan darah. Itu dapat sangat berbahaya sewaktu anestesi diberikan.”
Dokter ini menambahkan, ”Tanaman obat lainnya, seperti ginkgo biloba, jahe, dan feverfew, dapat mengganggu penggumpalan darah sehingga sangat berbahaya sewaktu anestesi epidural diberikan—jika ada perdarahan dekat saraf tulang belakang, kelumpuhan bisa terjadi."
Kalangan ahli anestesi Amerika merekomendasikan para pasiennya untuk menghentikan penggunaan obat herbal tertentu setidaknya dua pekan sebelum operasi. Anjuran tersebut diberikan mengingat adanya kemungkinan resiko interaksi antara obat herbal dan obat anestesi, termasuk peningkatan peluang terjadinya peningkatan tekanan darah atau perdarahan selama terjadinya operasi.
Kedua, wanita hamil dan menyusui khususnya harus waspada akan resiko yang dapat diderita oleh si ibu dan bayinya akibat menggunakan obat herbal tertentu atau mengombinasikannya dengan obat konvensional tertentu. Jelaslah, sangat penting untuk mengetahui reaksi yang dapat terjadi apabila obat herbal tertentu digunakan atau dikombinasikan dengan obat yang diresepkan.
Jadi, Anda dianjurkan untuk menilai situasi dan kondisi yang sedang Anda hadapi. Anda dapat bertanya pada diri sendiri apakah Anda berada dalam situasi dimana Anda tidak dapat menggunakan obat herbal, seperti situasi di atas?
Fakta 2: Tidak Semua Orang Cocok dengan Obat Herbal Tertentu.
Seorang dokter yang menekuni pengobatan herbal dan tergabung dalam Perhimpunan Dokter Indonesia Pengembang Kesehatan Tradisional Timur, Prapti Utami, mengatakan, "Herbal tidak bisa diminum sembarangan karena respons tiap individu bisa berbeda satu sama lain. Meski punya keluhan sama, belum tentu herbal yang diberikan cocok antara satu pasien dan pasien lain."
Sebagai contoh, Jati Belanda yang dikenal sebagai pelangsing alami tubuh, tidak cocok digunakan pada penderita gangguan lambung karena memiliki efek mengiritasi lambung. Contoh lain, Daun sirsak juga dapat meningkatkan asam lambung bila dikonsumsi dalam jangka waktu lama. Maka, penting untuk mencari tahu mengenai khasiat dan efek obat herbal tertentu yang Anda minati lalu periksalah apakah obat herbal tersebut cocok untuk kondisi tubuh Anda atau tidak.
Fakta 3: Khasiat Obat Herbal Tidak Secepat Obat Kimia.
Sekali lagi, Anda perlu memeriksa situasi Anda. Mengapa? Pada kasus darurat seperti perdarahan misalnya, obat kimia lebih baik digunakan karena reaksinya yang lebih cepat dalam mengatasi gejala dan meredam rasa sakit.
Hal yang sama berlaku untuk penanganan pasien pada kasus penyakit akut seperti kanker stadium akhir. Karena bersifat darurat, pengobatan konvensional seperti operasi dan bedah lebih efektif karena relatif cepat.
Tidak seperti obat kimia yang bekerja dengan mengatasi gejala, obat herbal bekerja dengan berpusat pada sumbernya dengan memperbaiki keseluruhan sistem tubuh yakni pada lingkup sel, jaringan, serta organ-organ yang bermasalah sehingga diharapkan bahwa pada akhirnya, tubuh sendirilah yang akan berperang melawan penyakit.
Itulah sebabnya, reaksi obat herbal tidak secepat obat kimia. Karena alasan itu, pada situasi darurat yang mengancam kehidupan, obat herbal tidak dapat digunakan. Maka, penting untuk memeriksa situasi dan kondisi Anda untuk menentukan apakah Anda dapat menggunakan obat herbal atau tidak.(deherba.com)
Baca Juga Artikel-artikel terkait berikut ini :
- Uji Toksisitas Obat Herbal Paling Penting
- Tips Konsumsi Obat Herbal
- Mempertimbangkan Pengobatan Herbal
- Aneka Sajian Obat Herbal
- Obat Herbal VS Obat Modern
- WHO dan Obat Herbal
- Reaksi Kerja Obat Herbal
- Sejarah Perjalanan Obat Herbal
- Trend Positif Pengobatan Herbal di Dunia Medis
- 7 Fakta Penting Tentang Obat Herbal
- Olahan Obat Herbal Mana Yang Lebih Tepat Untuk Anda Pilih
- Prinsip Kerja Obat Herbal
- Obat Herbal Bikin Sendiri